Produk Detoksifikasi Herbal Indo Utama

Artikel ini memuat edukasi kesehatan, khususnya terkait produk herbal detoksifikasi berbagai penyakit. Ditulis oleh dr. Didit Aktono Hadi, seorang dokter, praktisi pengobatan herbal, dan konsultan medis di Herbal Indo Utama.

DETOKSIFIKASI ITU SEBENARNYA APA SIH?

Banyak pertanyaan di Layanan Konsultasi tentang detoksifikasi. Secara medis, detoksifikasi itu bukan istilah yang sering dan lazim digunakan dalam prosedur penanganan di RS. Bahkan, sejak dulu saat pendidikan dokter (baik saat kuliah maupun kepaniteraan klinik di Rumah Sakit) tidak ada dokter senior maupun dosen yang secara khusus membahas tema detoksifikasi. Dunia medis menggunakan terminologi detoksifikasi untuk prosedur penanganan kasus kecanduan narkoba. Bagi pengobatan pengobatan tradisional mungkin ini fakta yang mengejutkan. Sementara referensi pengobatan tradisional menyebutkan kata detoksifikasi mengacu pada proses menghilangkan racun dari tubuh kita. Pandangan dunia medis (Western Medicine) dan pengobatan tradisional timur (East Medicine) dalam memahami konsep kesehatan tubuh manusia tentu tak bisa disamakan.

Tubuh kita secara fisiologis (sebenarnya) telah dan terus menerus melakukan pembuangan sampah-sampah metabolisme. Bila sampah metabolisme tersebut gagal terbuang dan menumpuk di dalam tubuh, tentu berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Contoh semisal berikut ini, saluran cerna kita yang membuang tinja dan saluran kemih kita yang membuang air kencing, kedua paru kita yang membuang gas karbondioksida, kulit kita yang membuang keringat, dan hati kita pun bekerja mendukung ratusan proses metabolisme tubuh kita. Tinja yang tak terbuang menimbulkan sumbatan dan gangguan gerakan usus. Udara yang tak bisa dibuang dari paru, bisa menyebabkan masalah metabolisme sistemik dan tentu gejala sesak pernapasan, bahkan kematian. Air kencing yang tak bisa dibuang dari tubuh mengandung sampah metabolisme, dan tubuh pun bisa bengkak, dan gejala berbahaya lainnya.
DETOKSIFIKASI SALURAN PENCERNAAN

Saya jadi teringat beberapa bagian di buku The Enzyme Factor yang pernah saya baca, terutama tentang pembahasan Sembelit. Penulis buku tersebut adalah Prof. Hiromi Shinya, dokter bedah yang pertama kali melakukan polipektomi (tindakan pemotongan polip pada usus tanpa pembedahan, sehingga berkembanglah cabang ilmu kedokteran Endoskopi Bedah). Anda tentu sudah tahu tentang sembelit, bukan? Sebagian besar kita tentu pernah mengalami kondisi susah buang air besar ini.

Pendapat Sang Profesor tersebut bagus, begitu pula anjuran beliau, bahwa sembelit tersebut merupakan salah satu penyebab karakteristik usus yang buruk. Mudahnya, gejala sembelit tersebut merupakan gambaran adanya masalah dengan fungsi pencernaan. Bisa jadi, ada kesalahan pada apa yang telah dimakan, atau ada kesalahan pola makan dan bagaimana cara mengonsumsi makanan. Seenak dan sebaik apapun makanan, bila sampah hasil pengolahan makanan tersebut tak bisa dibuang oleh tubuh, tentu sampah tersebut akan membusuk dan memproduksi racun di dalam saluran pencernaan.

Logikanya sederhana, orang sakit (apapun) butuh makanan yang dikonsumsi bisa diserap dengan baik guna pemulihan tubuhnya. Orang sehat butuh fungsi pencernaan dan penyerapan makanan pada usus bekerja dengan baik, supaya kesehatannya selalu terjaga. Pada orang sehat, sebenarnya tidak semua volume tinja bisa dikeluarkan dari tubuh. Masih ada sejumlah tinja yang masih ada di dinding usus besar, dan kondisi sembelit yang menempel akan memperparah keadaan ini. Sisa makanan menjadi mudah tertinggal dan banyak yang tersisa di dalam usus. Bakteri yang seharusnya ikut terbuang bersama sisa makanan menjadi berkembang biak pesat di usus. Akhirnya keseimbangan antara bakteri yang menguntungkan dan merugikan menjadi terganggu, dan sisa makanan lebih cepat membusuk dan menghasilkan racun di dalam saluran usus.

TIPS MENGATASI SEMBELIT

 Makan lebih banyak sayuran dan buah
Sayuran dan buah merupakan sumber serat. Serat makanan yang cukup diperlukan untuk menambah volume tinjau dan mengikat sampah sisa makanan di dalam usus besar kita, sehingga tinja lebih mudah dibuang.

 Minum air putih yang banyak
Minum air putih yang banyak mencegah tubuh kekurangan cairan yang bisa menyebabkan sembelit. Adanya air menyebabkan tinja lebih lunak, sehingga lebih mudah dibuang dari saluran cerna.

 Olahraga
Olahraga bermanfaat untuk menjaga aliran darah dan gerakan usus agar teratur, selain itu bermanfaat untuk mengurangi stres. Kondisi stres bisa menyebabkan sembelit. Secara tak langsung olahraga bisa mencegah sembelit.

 Hindari konsumsi Kopi dan Teh saat sembelit
Kopi dan teh bersifat meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga air yang seharusnya mengisi tinja tertarik ke aliran darah dan dibuang melalui saluran kencing.

PRODUK HERBAL INDO UTAMA UNTUK DETOKSIFIKASI SALURAN PENCERNAAN

Untuk Anak: Madu Syifa Kids Mbelit, Madu Syifa Kids Nafsu Makan.
Untuk Dewasa: Hiusilangsing, Daun Ungu, Teh Jati Cina.

DETOKSIFIKASI SALURAN KEMIH

Dulu ada pasien yang menghubungi saya via telepon dan menyampaikan keluhan yang beliau alami. Setiap kali buang air kecil, beliau merasa tidak tuntas hingga seluruh air kemih yang ada di kandung kemihnya terbuang semua. Masih ada saja sisa air kemih yang dirasakan keluar sesaat setelah buang air kecil. Bahkan sebelumnya, ada rasa nyeri saat buang air kecil dan air kemih hanya keluar menetes. Ini pasti tidak nyaman sekali.

Keluhan tersebut bermula saat beliau pergi keluar kota hingga terpaksa menahan kencing selama perjalanan. Sebenarnya beliau sudah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, dan dokter mendiagnosa adanya infeksi pada saluran kemih. Keluhan pun mereda setelah minum obat dokter. Selang beberapa waktu kemudian, keluhan serupa tersebut berulang.

Ada pasien kedua yang pernah menghubungi saya. Pasien tersebut sudah periksa ke fasilitas kesehatan. Beliau menyampaikan hasil pemeriksaan USG dan foto ronsen area perut kepada saya. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang oleh dokter di faskes sampai pada kesimpulan diagnosa adanya batu pada saluran kemih pasien.

Hayo, apa keserupaan pada kedua kasus di atas?
 Keserupaannya adalah adanya aliran berkemih yang terganggu. Pada kasus pertama, awal masalah sakitnya adalah menahan kencing selama perjalanan, sementara kandung kandung kemihnya sudah waktunya dikosongkan. Sehingga bakteri mudah berkembang biak dan menginfeksi saluran kandung kemih. Pada kasus kedua, banyak kemungkinan penyebabnya, bisa faktor makanan, kebiasaan minum, tipe air tanah, aktivitas sehari-hari, dan lainnya) pasien mengalami pembentukan batu pada saluran kandung kemihnya. Kasus ini juga disebabkan aliran kandung kemih yang terganggu, sehingga timbul endapan pada saluran kandung kemih berupa padatan kristal batu.

Organ berkemih kita terdiri dari ginjal dan saluran kemih. Ginjal berfungsi sebagai filter bagi cairan tubuh kita. Darah akan masuk ke sistem penyaringan ginjal, hingga berikutnya sampah-sampah metabolisme akan mengumpul pada satu saluran. Sampah metabolisme tersebut akan dibuang bersama air, dan ditampung di dalam kandung kemih hingga tiba saat buang air kecil.
Tubuh kita butuh membuang sampah-sampah metabolisme melalui saluran kemih

Pada kasus infeksi saluran kemih, saluran kemih kita butuh dilancarkan dan bakteri penyebab infeksi butuh ‘dibuang’ dari saluran kemih tersebut, sehingga proses penyembuhan infeksi lebih mudah. Pada keadaan tertentu, pasien tetap membutuhkan bantuan obat antibiotika untuk mematikan bakteri.

Pada kasus batu pada saluran kemih, batu yang merupakan produk sampah metabolisme tersebut akan lebih mudah keluar bila ukurannya lebih kecil atau dalam keadaan hancur. Sebenarnya mekanisme yang terjadi adalah aliran saluran kemih yang lancar akan membuat batu tersebut terkikis, sehingga hancur atau ukurannya menjadi lebih kecil.


 

Komentar